Minggu, 07 Februari 2016

Syukur untuk Akur


Apa yang ingin dicari ? Kekayaan materi atau jabatan tinggi ? 
Jiwa raga terhanyut dengan hentakkan detik waktu yang sia-sia.. Bukan tak manfaat dalam segi keduniaan tetapi waktu berlalu tanpa membawa maslahat untuk akhiratnya. Gaya hidup materialis membuat semua serba praktis, mengejar kebahagiaan semu.. Tingkatkan harkat dihadapan manusia seolah terlahir menjadi manusia yang paling sempurna. Mengikuti nafsu yang tak pernah puas membuat hidup semakin buas. Tak peduli mana kawan mana lawan, semua diterjang atas dasar yang namanya "KEPUASAN".

pengaruh globalisasi yang tak dibarengi dengan penyaringan informasi yang jeli telah melahirkan budaya-budaya yang terkontaminasi, pemuda-pemudi tak punya budi terlepas bebas tak punya benteng diri akhirnya banyak remaja yang jadi aborsi..


ah.. mungkin ini hanya opini ku saja yang kurang teliti dan hanya memandang dari satu sisi..

Tapi inilah yang kami rasakan.. Hilangnya rasa syukur membuat manusia tak pernah akur, budaya gotong royong yang menjadi ciri khas di negri ini semakin terkikis hanya karna benda yang bernama materi.. Hubungan persaudaraan semakin jauh, tetangga semakin acuh, tak heran jika masyarakat ini diguncang dengan isu akan mudah sekali rusuh..

Andaikan kita memiliki satu visi satu tujuan. bagaikan hujan yang turun, dimana hujan merupakan hasil kolaborasi kerjasama antara matahari, air laut, udara, awan dan arah angin. walaupun dibentuk dengan unsur berbeda tetapi tetap bekerjasama, walaupun misi-nya tak sama tapi keharmonisan tetap terjaga sehingga satu tujuan yaitu terciptanya hujan dapat terealisasi..
Andaikan kita selalu bersyukur, tak terlalu berambisi mengejar harta dunia, merasa cukup dengan pemeberian-Nya, selalu bersyukur dengan kemudahaan untuk melakukan ketaatan, dan tak terpesona dengan gemerlap hiburan yang melalaikan.. pasti kenikmatan ini akan semakin terasa,  bertambah, dan mendapat berkah karna begitulah janjinya :
“jika kalian bersyukur pasti akan Aku tambah ni’mat-Ku padamu tetapi jika kalian kufur sesungguhnya adzab-Ku amat pedih”. (QS 14:7).
semoga dengan syukur dihati ini kerukunan tak hanya menjadi teori, tetangga tak saling benci dan keluarga jadi harmoni..
tulisan ini khusus kupersembahkan untuk diri ini yang masih jauh dari kesempurnaan, yang masih harus bnayak belajar, untuk saudara seperjuangan, untuk pemuda yang merindukkan kemenangan, untuk mahasiswa univeristas Tanjungpura, untuk pemuda kalimantan-barat, untuk pemuda Indonesia.. semoga semangat patriot pejuang masa lalu bangkit kembali mengisi keseharian kita hari ini..

Hidup Mahasiswa !
Hidup Pemuda Indonesia !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar