SIMALANG | MTMT
Si Mahasiswa Petualang
Jumat, 24 November 2017
#1 Tafakur
#1 Tafakuri perjalanan, lokasi Jl. Trans kalimantan, Desa Paoh Concong Kecamatan Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang.
Google Map
https://www.google.co.id/maps/place/Paoh+Concong,+Simpang+Hulu,+Kabupaten+Ketapang,+Kalimantan+Barat/@-0.6775489,110.3204834,12z/data=!3m1!4b1!4m5!3m4!1s0x2e03a8e52cd8c02f:0x73ccf8ab6f63ac66!8m2!3d-0.6792581!4d110.4142923
#Westborneo #Ketapang #Kalbar #Kalimantanbarat #Paohconcong #Simpanghulu #perjalanan
Minggu, 14 Februari 2016
Hati-hati dalam bergaul
Lingkungan dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang, apalagi seorang pemuda yang masih fresh dan memiliki kesempatan lebih untuk bergaul dengan siapapun.. Berhati-hatilah mencari teman karna dia akan memberikan efek samping kepada dirimu.. Carilah teman yang baik dan in sya Allah kita ikutan baik.. (Amiin)
Tapi waspada dengan teman dan lingkungan buruk karna mereka dapat mempengaruhi kita untuk menjadi buruk, ayo kita simak hadist ke-2 dari kitab Riyadus shalihin ini semoga dapat memetik hikmah dan pelajaran untuk bekal kita dalam memilih lingkungan dan teman..
Dari Ummul Mukminin Ummu “Abdillah ‘Aisyah, ia ta, Rasulullah pernah bersabda : “Nanti akan ada sekelompok pasukan yang akan menyerang Ka’bah. Kemudian ketika mereka sampai di suatu tanah lapang, mereka semua dari orang yang berada paling depan sampai paling belakang dibinasakan (ditenggelamkan ke perut bumi). ‘Aisyah berkata : “Aku bertanya, Ya Rasulullah, bagaimana mereka dibinasakan semua, orang yang berada dibarisan terdepan sampai yang paling belakang, padahal di tengah-tengah mereka terdapat pasar-pasar mereka, dan orang-orang yang bukan dari golongan mereka ?” Beliau menjawab “Mereka di binasakan semua, yang berada di baris terdepan sampai yang paling belakang, kemudian nanti mereka akan dibangkitkan sesuai dengan niat masing-masing dari mereka.” (Mutafaq ‘alaih, dan lafadz tersebut milik al-Bukhari).
Pengesahan Hadits :
Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, (IV/338-Fath) dan Imam Muslim (2884).
Kandungan Hadits :
1. Pelajaran untuk menjauhi orang-orang yang berbuat kezhaliman sekaligus peringatan agar tidak bergaul dengan mereka atau bergabung dengan orang-orang jahat dan semisalnya,agar tidak mendapatkan siksaan yang ditimpakan kepada mereka.
2. Barang siapa bergabung dengan suatu kaum dengan sukarela dalam kemaksiatan, maka dosa dan siksaan akan ditimpakan pula kepadanya.
3. Perbuatan itu dihitung berdasarkan niat pelaku.
4. Pemberitahuan yang disampaikan Rasulullah tentang berbagai hal ghaib yang diperlihatkan Allah kepada beliau. Dan itu termasuk masalah keimananyang harus diyakini, dan itu tidak dapat dirancukan hanya karena disebutkan melalui khabar al-walid ash-shahiih. Karena ia merupakan hujjah bagi kita dalam masalah ‘aqidah dan hukum-hukum syari’ah, dan tidak ada perbedaan antara keduanya. Sebagaimana yang telah saya jelaskan dalam kita saya yang berjudul al-Adillatu wasy-syawahid fii Wujuubil Akhdzi bi Khabaril Waahid fiil Ahkaami wal ‘Aqaaid.
5. Di Dalam hadits tersebut terdapat satu point yang tersembunyi yang menjadi pangkal ketidak jelasan. Di mana Ummul Mukminin ‘Aisyah belum memahami penimpaan siksaan terhadap orang yang tidak mempunyai keinginan melakukan penyerangan yang merupakan penyebab ditimpakannya siksaan.
Sudah banyak jalan yang berusaha mengungkap permasalan ini, ada yang berpendapat bahwa siksaan itu ditimpakan secara umum karena sudah saatnya ajal mereka, kemudian mereka dibangkitkan kembali berdasarkan niat mereka masing-masing. Tetapi ada juga pendapat lain.
Yang tampak jelas olehku adalah bahwa siksaan itu ditimpakan kepada mereka secara umum, sekalipun di antara mereka terdapat orang-orang yang benci, orang-orang yang akan berbelanja, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan. Sebab, mereka tidak merasa takut terhadap fitnah yang tidak ditimpakan hanya kepada orang-orang zhalim secara khusus, tetapi mereka juga terseret oleh kezhaliman orang-orang tersebut, meskipun mereka sama sekali tidak menginginkannya. Oleh karena itu, mereka di padukan dengan orang-orang zhalim.
Hal itu telah ditunjukkan oleh beberapa ayat A-Qur’an dan juga al-Hadits, bahwa siksaan itu jika ditimpakan, maka akan mencakup orang-orang shalih yang mereka tidak marah karena Allah (ketika melihat satu kemungkaran), tetapi orang yang selamat adalah mereka yang membuat perbaikan.
Allah berfirman :
فَلَوْلا كَانَ مِنَ الْقُرُونِ مِنْ قَبْلِكُمْ أُولُو بَقِيَّةٍ يَنْهَوْنَ عَنِ الْفَسَادِ فِي الأرْضِ إِلا قَلِيلا مِمَّنْ أَنْجَيْنَا مِنْهُمْ وَاتَّبَعَ الَّذِينَ ظَلَمُوا مَا أُتْرِفُوا فِيهِ وَكَانُوا مُجْرِمِينَ
وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَى بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ
“Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang daripada (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebahagian kecil di antara orang-orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka, dan orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa”.
“Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan”. (QS.Hudd:116-117)
Yang demikian itu merupakan indikasi yang mengungkap salah satu dari sunnatullah dalam kehidupan berbagai umat. Dan umat yang suka berbuat kerusakan dengan memerintahkan manusia menyembah selain Allah, dalam berbagai bentuk. Lalu di antara mereka ada yang menolak perintah tersebut, mereka-lah itu yang selamat dan tidak ditimpakan siksaan dan kebinasaan. Tetapi umat-umat yang di antara mereka terdapat orang-orang yang berbuat zhalim dan melakukan kerusakan, lalu tidak ada seorang pun yang bangkit mencegahnya, atau ada yang mengingkarinya, namun ia tidak sampai memberi pengaruh terhadap realita yang rusak itu, maka sunnatullah akan berlaku kepada mereka, yaitu berupa pembinasaan, baik pembinasaan sampai ke akar-akarnya atau pembinasaan yang bersifat kelemahan dan kerusakan. Namun keduanya berakibat melenyapkan dan penggantian (oleh kaum yang lain).
Dari sini tampak nilai dakwah ke jalan Allah, pembersihan bumi dari kerusakan yang telah merajalela. Sebab ia merupakan benteng keamanan bagi seluruh umat dan bangsa. Dan para ahli dakwah, (dengan dakwahnya tersebut) mereka tidak hanya melaksanakan kewajiban terhadap Rabb dan Agama mereka saja, namun dengan demikian mereka telah menghalangi umat-umat mereka dari murka Allah dan adzab, serta sanksi-Nya. Ayo.. dimanapun kita berada pastikan kita menajadi agen perubahan itu bukan malah termasuk dari golongan yang terwarnai.
Minggu, 07 Februari 2016
Syukur untuk Akur
Apa yang ingin dicari ? Kekayaan materi atau jabatan tinggi ?
Jiwa raga terhanyut dengan hentakkan detik waktu yang sia-sia.. Bukan tak manfaat dalam segi keduniaan tetapi waktu berlalu tanpa membawa maslahat untuk akhiratnya. Gaya hidup materialis membuat semua serba praktis, mengejar kebahagiaan semu.. Tingkatkan harkat dihadapan manusia seolah terlahir menjadi manusia yang paling sempurna. Mengikuti nafsu yang tak pernah puas membuat hidup semakin buas. Tak peduli mana kawan mana lawan, semua diterjang atas dasar yang namanya "KEPUASAN".
pengaruh globalisasi yang tak dibarengi dengan penyaringan informasi yang jeli telah melahirkan budaya-budaya yang terkontaminasi, pemuda-pemudi tak punya budi terlepas bebas tak punya benteng diri akhirnya banyak remaja yang jadi aborsi..
ah.. mungkin ini hanya opini ku saja yang kurang teliti dan hanya memandang dari satu sisi..
Tapi inilah yang kami rasakan.. Hilangnya rasa syukur membuat manusia tak pernah akur, budaya gotong royong yang menjadi ciri khas di negri ini semakin terkikis hanya karna benda yang bernama materi.. Hubungan persaudaraan semakin jauh, tetangga semakin acuh, tak heran jika masyarakat ini diguncang dengan isu akan mudah sekali rusuh..
Andaikan kita memiliki satu visi satu tujuan. bagaikan hujan yang turun, dimana hujan merupakan hasil kolaborasi kerjasama antara matahari, air laut, udara, awan dan arah angin. walaupun dibentuk dengan unsur berbeda tetapi tetap bekerjasama, walaupun misi-nya tak sama tapi keharmonisan tetap terjaga sehingga satu tujuan yaitu terciptanya hujan dapat terealisasi..
Andaikan kita selalu bersyukur, tak terlalu berambisi mengejar harta dunia, merasa cukup dengan pemeberian-Nya, selalu bersyukur dengan kemudahaan untuk melakukan ketaatan, dan tak terpesona dengan gemerlap hiburan yang melalaikan.. pasti kenikmatan ini akan semakin terasa, bertambah, dan mendapat berkah karna begitulah janjinya :
“jika kalian bersyukur pasti akan Aku tambah ni’mat-Ku padamu tetapi jika kalian kufur sesungguhnya adzab-Ku amat pedih”. (QS 14:7).
semoga dengan syukur dihati ini kerukunan tak hanya menjadi teori, tetangga tak saling benci dan keluarga jadi harmoni..
tulisan ini khusus kupersembahkan untuk diri ini yang masih jauh dari kesempurnaan, yang masih harus bnayak belajar, untuk saudara seperjuangan, untuk pemuda yang merindukkan kemenangan, untuk mahasiswa univeristas Tanjungpura, untuk pemuda kalimantan-barat, untuk pemuda Indonesia.. semoga semangat patriot pejuang masa lalu bangkit kembali mengisi keseharian kita hari ini..
Hidup Mahasiswa !
Hidup Pemuda Indonesia !
Jumat, 05 Februari 2016
Hendy Setiono Pemilik Kebab Turki Baba Rafi
Satu lagi anak muda Surabaya menorehkan prestasi besar. Dia adalah Hendy Setiono, presiden direktur Kebab Turki Baba Rafi. Prestasinya tidak hanya diakui di dalam negeri, tapi juga di mancanegara. Mengapa? Wajah dan penampilannya masih layaknya anak muda. Siang itu, dia berkemeja batik cokelat dipadu celana hitam. Cukup sederhana. Tak tecermin tampang seorang bos dari perusahaan beromzet lebih dari Rp 1 miliar per bulan. Itulah penampilan sehari-hari Hendy Setiono, Presdir Kebab Turki Baba Rafi Surabaya. Oleh majalah Tempo edisi akhir 2006, dia dinobatkan sebagai salah seorang di antara sepuluh tokoh pilihan yang dinilai mengubah Indonesia. Tentu, sebuah pengakuan yang membanggakan bagi Hendy.
Apalagi, bisnis yang dia geluti tergolong bisnis yang tak akrab di telinga. Usianya pun masih 23 tahun! Wow, masih sangat muda untuk seorang bos yang memiliki 100 outlet di 16 kota di Indonesia. Dengan ramah, pria kelahiran Surabaya, 30 Maret 1983, tersebut mempersilakan Jawa Pos masuk ke kantornya di Ruko Manyar Garden Regency, kawasan Nginden Semolo. "Biasanya saya masuk kantor agak siang. Tapi, karena hari ini ada janji dengan Anda, saya agak meruput datang ke kantor," ujar Hendy mengawali perbincangan.
Ketika itu, jarum jam sudah menunjuk pukul 11.00. Bagi Hendy, pukul 11.00 masih terbilang pagi karena biasanya dirinya baru masuk kantor lebih dari pukul 12.00. Dia lalu menceritakan awal mula bisnis kebab yang digelutinya tersebut. Kebab adalah makanan khas Timur Tengah (Timteng) yang dibuat dari daging sapi panggang, diracik dengan sayuran segar, dan dibumbui mayonaise, lalu digulung dengan tortila. Sebenarnya, kebab banyak beredar di Qatar dan negara Timteng lainnya.
Namun, kata Hendy, kebab paling enak adalah dari Istambul, Turki. Karena itu, dia menggunakan "trade mark" Turki untuk menarik calon pelanggan. Hendy mengisahkan, pada Mei 2003, dirinya mengunjungi ayahnya yang bertugas di perusahaan minyak di Qatar. Selama di negeri yang baru sukses melaksanakan Asian Games itu, dia banyak menemui kedai kebab yang di jual beli warga setempat. Lantaran penasaran, Hendy yang mengaku hobi makan itu lantas mencoba makanan yang lezat bila dimakan dalam kondisi masih panas tersebut. "Ternyata, rasanya sangat enak. Saya tak menduga rasanya seperti itu," ungkap sulung dua bersaudara pasangan Ir H Bambang Sudiono dan Endah Setijowati tersebut.
Tak hanya perutnya kenyang, saat itu di benak Hendy langsung terbersit pikiran untuk membuka usaha kebab di Indonesia. Alasannya, selain belum banyak usaha semacam itu, di Indonesia terdapat warga keturunan Timteng yang menyebar di berbagai kota. "Orang Indonesia juga banyak yang naik haji atau umrah. Biasanya, mereka pernah merasakan kebab di Makkah atau Madinah. Nah, mereka bisa bernostalgia makan kebab cukup di outlet saya," jelasnya. "Makanya, selama di Qatar, saya juga memanfaatkan waktu untuk berburu resep kebab. Saya mencarinya di kedai kebab yang paling ramai pengunjungnya," jelas Hendy yang beristri Nilamsari, 23, dan kini sudah dikaruniai dua anak, Rafi Darmawan, 3, dan Reva Audrey Zahifa, 2, tersebut.
Begitu tiba kembali di Surabaya, dia langsung menyusun strategi bisnis. Yang pertama dilakukan adalah mencari partner. Dia tidak ingin usahanya asal-asalan. Dia kemudian bertemu Hasan Baraja, kawan bisnisnya yang kebetulan juga senang kuliner. Awalnya, mereka sengaja melakukan trial and error untuk menjajaki peluang bisnis serta pangsa pasarnya. "Ternyata, resep kebab dari Qatar yang rasa kapulaga dan cengkehnya cukup kuat tidak begitu disukai konsumen. Ukurannya pun terlalu besar. Makanya, kami memodifikasi rasa dan ukuran yang pas supaya lebih familier dengan orang Indonesia," katanya.
September 2003, gerobak jualan kebab pertamanya mulai beroperasi. Tepatnya di salah satu pojok Jalan Nginden Semolo, berdekatan dengan area kampus dan tempat tinggalnya. Mengapa gerobak? Hendy mempunyai alasan. "Membuat gerobak lebih murah daripada membuat kedai permanen. Tidak perlu banyak modal. Gerobak pun fleksibel, bisa dipindah-pindah," ujarnya. Soal nama kedainya Baba Rafi, dia mengaku terinspirasi nama anak pertamanya, Rafi Darmawan. "Diberi nama Kebab Pak Hendy kok tidak komersial," katanya lalu tergelak. Saat itulah terlintas di benaknya nama si sulung, Rafi. "Kalau dipikir-pikir, pakai nama Baba Rafi, lucu juga rasanya. Baba kan berarti bapak, jadi Baba Rafi berarti bapaknya Rafi."
Mengawali sebuah bisnis memang tidak mudah. Apalagi untuk meraih sukses seperti sekarang. Suka duka pun dirasakan calon bapak tiga anak itu. "Misalnya, uang berjualan dibawa lari karyawan. Banyak karyawan yang keluar masuk. Baru beberapa minggu bekerja sudah minta keluar," ungkapnya. Bahkan, pernah suatu hari, karena tak mempunyai karyawan, Hendy dan istri berjualan. Hari itu kebetulan hujan. Tak banyak orang membeli kebab. Makanya, pemasukan pun sedikit. "Uang hasil berjualan hari itu digunakan membeli makan di warung seafood saja tak cukup. Wah, itu pengalaman pahit yang selalu kami kenang," ujarnya.
Tak ingin setengah-setengah dalam menjalankan bisnis, lulusan SMA Negeri 5 Surabaya tersebut akhirnya memutuskan berhenti dari bangku kuliah pada tahun kedua. "Saya OD alias out duluan. Tapi, saya tidak menyesal meninggalkan bangku kuliah untuk membangun usaha," tegas Hendy yang pernah mengenyam pendidikan di Fakultas Teknik Informatika ITS tersebut.
Keputusan dia untuk meninggalkan bangku kuliah guna menekuni bisnis kebab tersebut sempat ditentang orang tuanya. Mereka ingin Hendy menjadi orang kantoran seperti ayahnya. Karena itu, ketika dia meminta bantuan modal, orang tuanya menganggap bisnis yang akan dilakoni tersebut adalah proyek iseng. "Mereka pikir saya tidak serius pada bisnis itu. Dalam hati, saya ingin membuktikan kepada bapak dan ibu bahwa kelak saya pasti berhasil," jelasnya. Yang luar biasa, kesuksesan bisnis Hendy tak perlu waktu lama.
Hanya dalam 3-4 tahun, dia berhasil mengembangkan sayap di mana-mana. Bahkan, hingga pengujung 2006, pengusaha muda tersebut mencatat telah memiliki 100 outlet Kebab Turki Baba Rafi yang tersebar di 16 kota di Indonesia. Tidak hanya di Jawa, tapi juga di Bali, Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. Ke depan, Hendy berencana mengembangkan usahanya itu ke luar negeri. Dua negara yang diincar adalah Malaysia dan Thailand. "TV BBC London dan majalah Business Week International pernah meliput usaha saya tersebut. Setelah itu, ada orang yang menawari saya membuka outlet di Trinidad & Tobago serta Kamboja," jelasnya.
Sukses bisnis kebab waralaba Hendy itu juga menghasilkan berbagai award, baik dari dalam maupun luar negeri. Di antaranya, ISMBEA (Indonesian Small Medium Business Entrepreneur Award) 2006 yang diberikan menteri koperasi dan UKM. Hendy juga dinobatkan sebagai ASIA's Best Entrepreneur Under 25 oleh majalah Business Week International 2006. Untuk meraih award tersebut, dia bersaing dengan 20 kandidat pengusaha lain dari berbagai negara di Asia.
Pria kalem itu juga mendapatkan penghargaan Citra Pengusaha Berprestasi Indonesia Abad Ke-21 yang dianugerahkan Profesi Indonesia. Kemudian, penghargaan Enterprise 50 dari majalah SWA untuk 50 perusahaan yang berkembang dalam setahun terakhir. Serta, di pengujung 2006, majalah Tempo menobatkan Hendy menjadi salah seorang di antara sepuluh tokoh pilihan yang mengubah Indonesia.
Apa yang akan dilakukan Hendy selain mengembangkan usahanya ke mancanegara? Tampaknya, dia ingin seperti raja komputer, Bill Gates. "Saya belajar dari para pengusaha sukses. Salah satunya, Bill Gates. Dia bisa mendirikan kerajaan Microsoft, meski tidak tamat sekolah. Jadi, intinya, untuk menjadi orang sukses, tidak harus memiliki gelar akademis dan indeks prestasi (IP) tinggi," tegasnya lalu tertawa.
Kamis, 04 Februari 2016
Amalan di hari jum'at | Bersegera dalam amal
Disebut Jum’at karena hari tersebut adalah hari berkumpulnya kaum Muslimin. Hari Jum’at termasuk hari ‘Id kaum Muslimin setiap pekannya.
Dari Aus bin ‘Aus, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Sesungguhnya di antara hari kalian yang paling utama adalah hari Jum’at. Di hari itu, Adam diciptakan; di hari itu, Adam meninggal; di hari itu, tiupan sangkakala pertama dilaksanakan; di hari itu pula, tiupan kedua dilakukan." (HR. Abu Daud, An Nasai, Ibnu Majah dan Ahmad, shahih)
Di antara amalan di hari Jum’at adalah sebagai berikut:
1.Terlarang mengkhususkan malam Jum’at dengan shalat dan siang harinya dengan berpuasa.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Janganlah mengkhususkan malam Jum’at dengan shalat tertentu dan janganlah mengkhususkan hari Jum’at dengan berpuasa kecuali jika bertepatan dengan puasa yang mesti dikerjakan ketika itu." (HR. Muslim)
Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Dalam hadits ini menunjukkan dalil yang tegas dari pendapat mayoritas ulama Syafi’iyah dan yang sependapat dengan mereka mengenai dimakruhkannya mengerjakan puasa secara bersendirian pada hari Jum’at. Hal ini dikecualikan jika puasa tersebut adalah puasa yang bertepatan dengan kebiasaannya, atau ia berpuasa pada hari sebelum atau sesudahnya, atau bertepatan dengan puasa nadzarnya seperti ia bernadzar meminta kesembuhan dari penyakitnya." (Syarh Shahih Muslim, 8/19)
2.Ketika shalat Shubuh di hari Jum’at dianjurkan membaca Surat As Sajdah dan Surat Al Insan.
Dari Abu Hurairah, beliau berkata, “Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam biasa membaca pada shalat Shubuh di hari Jum’at “Alam Tanzil …" (surat As Sajdah) pada raka’at pertama dan “Hal ataa ‘alal insaani hiinum minad dahri lam yakun syai-am madzkura" (surat Al Insan) pada raka’at kedua." (HR. Muslim)
3.Memperbanyak shalawat kepada Nabi di hari Jum’at.
Dari Abu Umamah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Perbanyaklah shalawat kepadaku pada setiap Jum’at. Karena shalawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jum’at. Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti." (HR. Baihaqi dalam Sunan Al Kubro, hasan lighoirihi).
4.Dianjurkan membaca Surat Al Kahfi di malam atau siang hari Jum’at.
Dari Abu Sa’id Al Khudri, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Barangsiapa membaca surat Al Kahfi pada hari Jum’at, maka ia akan disinari oleh cahaya di antara dua jum’at" (HR. Hakim, shahih).
Dalam lafazh lainnya disebutkan, “Barangsiapa membaca surat Al Kahfi pada malam Jum’at, maka ia akan mendapat cahaya antara dirinya dan rumah yang mulia (Ka’bah)." (HR. Ad Darimi, shahih mauquf)
5.Memperbanyak do’a di hari Jum’at.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan tentang hari Jum’at, lantas beliau bersabda, “Di hari Jum’at terdapat suatu waktu yang tidaklah seorang hamba muslim yang ia berdiri melaksanakan shalat lantas ia memanjatkan suatu do’a pada Allah bertepatan dengan waktu tersebut melainkan Allah akan memberi apa yang ia minta." (HR. Bukhari dan Muslim)
Ada hadits yang menyebutkan tentang kapan waktu mustajab di hari Jum’at yang dimaksud. Hadits tersebut adalah dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda, “Waktu siang di hari Jum’at ada 12 (jam). Jika seorang Muslim memohon pada Allah ‘Azza wa Jalla sesuatu (di suatu waktu di hari Jum’at) pasti Allah ‘Azza wa Jalla akan mengabulkannya. Carilah waktu tersebut yaitu di waktu-waktu akhir setelah ‘Ashar." (HR. Abu Daud).
6.Mandi Jum’at
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Barangsiapa (yang menggauli istrinya) sehingga mewajibkan mandi pada hari Jum’at kemudian diapun mandi, lalu bangun pagi dan berangkat (ke masjid) pagi-pagi, dia berjalan dan tidak berkendara, kemudian duduk dekat imam dan mendengarkan khutbah dengan seksama tanpa sendau gurau, niscaya ia mendapat pahala amal dari setiap langkahnya selama setahun, balasan puasa dan shalat malam harinya." (HR. Tirmidzi no. 496, An Nasai 3/95-96, Ibnu Majah no. 1078, dan Ahmad 4/9)
Mandi Jum’at ini menurut jumhur (mayoritas) ulama, hukumnya adalah sunnah (bukan wajib). Di antara alasannya adalah dalil, “Barangsiapa berwudhu di hari Jum’at, maka itu baik. Namun barangsiapa mandi ketika itu, maka itu lebih afdhal." (HR. An Nasai, At Tirmidzi dan Ibnu Majah, shahih).
Al Bahuti Al Hambali mengatakan, “Awal mandi Jum’at adalah ketika terbit fajar dan tidak boleh sebelumnya. Namun yang paling afdhol adalah ketika hendak berangkat shalat Jum’at. Inilah yang lebih mendekati maksud." Imam Nawawi menyebutkan, “Jika seseorang mandi setelah terbit fajar (Shubuh), mandi Jum’atnya sah menurut ulama Syafi’iyah dan mayoritas ulama."
Indikator Kebahagiaan Dunia
Ibnu Abbas ra. adalah salah seorang sahabat Nabi SAW yang sangat
telaten dalam menjaga dan melayani Rasulullah SAW, dimana ia pernah secara
khusus didoakan Rasulullah SAW, selain itu pada usia 9 tahun Ibnu Abbas telah
hafal Al-Quran dan telah menjadi imam di mesjid. Suatu hari ia ditanya oleh
para tabi’in (generasi sesudah wafatnya Rasulullah SAW) mengenai apa yang
dimaksud dengan kebahagiaan dunia. Jawab Ibnu Abbas ada 7 (tujuh) indikator
kebahagiaan dunia, yaitu:
Pertama, Qalbun syakirun atau
hati yang selalu bersyukur. Memiliki jiwa syukur berarti selalu menerima apa
adanya (qona’ah), sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan, tidak ada stress,
inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur. Seorang yang pandai bersyukur
sangatlah cerdas memahami sifat-sifat Allah SWT, sehingga apapun yang diberikan
Allah ia malah terpesona dengan pemberian dan keputusan Allah.
Bila sedang kesulitan maka ia segera ingat sabda Rasulullah SAW
yaitu, “Kalau kita sedang sulit perhatikanlah orang yang lebih sulit dari kita”.
Bila sedang diberi kemudahan, ia bersyukur dengan memperbanyak amal ibadahnya,
kemudian Allah pun akan mengujinya dengan kemudahan yang lebih besar lagi. Bila
ia tetap “bandel” dengan terus bersyukur maka Allah akan mengujinya lagi dengan
kemudahan yang lebih besar lagi. Maka berbahagialah orang yang pandai
bersyukur!
Kedua, Al-azwaju as-shalihah,
yaitu pasangan hidup yang sholeh. Pasangan hidup yang sholeh akan menciptakan
suasana rumah dan keluarga yang sholeh pula. Di akhirat kelak seorang suami
(sebagai imam keluarga) akan diminta pertanggungjawaban dalam mengajak istri
dan anaknya kepada kesholehan. Berbahagialah menjadi seorang istri bila
memiliki suami yang sholeh, yang pasti akan bekerja keras untuk mengajak istri
dan anaknya menjadi muslim yang sholeh. Demikian pula seorang istri yang
sholehah, akan memiliki kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa dalam melayani
suaminya, walau seberapa buruknya kelakuan suaminya. Maka berbahagialah menjadi seorang suami yang
memiliki seorang istri yang sholehah.
Ketiga, al-aulad al-abrar,
yaitu anak yang soleh/solehah. Saat Rasulullah SAW lagi thawaf. Rasulullah SAW
bertemu dengan seorang anak muda yang pundaknya lecet-lecet. Setelah selesai
thawaf Rasulullah SAW bertanya kepada anak muda itu : “Kenapa pundakmu itu?”
Jawab anak muda itu: “Ya Rasulullah, saya dari Yaman, saya mempunyai seorang
ibu yang sudah udzur. Saya sangat mencintai dia dan saya tidak pernah
melepaskan dia. Saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat, ketika sholat, atau ketika istirahat, selain itu sisanya
saya selalu menggendongnya” . Lalu anak muda itu bertanya: “Ya Rasulullah,
apakah aku sudah termasuk kedalam orang yang sudah berbakti kepada orang tua?
“Nabi SAW sambil memeluk anak muda itu dan mengatakan: “Sungguh Allah ridho kepadamu,
kamu anak yang soleh, anak yang berbakti, tapi anakku ketahuilah, cinta orang
tuamu tidak akan terbalaskan olehmu” Dari hadist tersebut kita mendapat
gambaran bahwa amal ibadah kita ternyata tidak cukup untuk membalas cinta dan
kebaikan orang tua kita, namun minimal kita bisa memulainya dengan menjadi anak
yang sholeh, dimana doa anak yang sholeh kepada orang tuanya dijamin dikabulkan
Allah. Berbahagialah kita bila memiliki anak yang sholeh.
Keempat, al-biah as-sholihah,
yaitu lingkungan yang kondusif untuk iman kita. Yang dimaksud dengan lingkungan
yang kondusif ialah, kita boleh mengenal siapapun tetapi untuk menjadikannya
sebagai sahabat karib kita, haruslah orang-orang yang mempunyai nilai tambah
terhadap keimanan kita. Dalam sebuah haditsnya, Rasulullah menganjurkan kita
untuk selalu bergaul dengan orang-orang yang sholeh.
Orang-orang yang sholeh akan selalu mengajak kepada kebaikan dan
mengingatkan kita bila kita berbuat salah. Orang-orang sholeh adalah
orang-orang yang bahagia karena nikmat iman dan nikmat Islam yang selalu
terpancar pada cahaya wajahnya. Insya Allah cahaya tersebut akan ikut menyinari
orang-orang yang ada disekitarnya. Berbahagialah orang-orang yang selalu
dikelilingi oleh orang-orang yang sholeh.
Kelima, al-maal al-halal,
atau harta yang halal. Paradigma dalam Islam mengenai harta bukanlah banyaknya
harta tetapi halal dan barokahnya. Ini tidak berarti Islam tidak menyuruh
umatnya untuk kaya. Dalam riwayat Imam Muslim di dalam bab sadaqoh, Rasulullah
SAW pernah bertemu dengan seorang sahabat yang berdoa mengangkat tangan. “Kamu
berdoa sudah bagus”, kata Nabi SAW, “Namun sayang makanan, minuman dan pakaian
dan tempat tinggalnya didapat secara haram, bagaimana doanya dikabulkan”.
Berbahagialah menjadi orang yang hartanya halal karena doanya sangat mudah dikabulkan Allah. Harta yang halal juga
akan menjauhkan setan dari hatinya, maka hatinya semakin bersih, suci dan
kokoh, sehingga memberi ketenangan dalam hidupnya. Maka berbahagialah
orang-orang yang selalu dengan teliti menjaga kehalalan hartanya.
Keenam, Tafaqquh fii dien,
atau semangat untuk memahami agama. Semangat memahami agama diwujudkan dalam
semangat memahami ilmu-ilmu agama Islam. Semakin ia belajar, maka semakin ia
terangsang untuk belajar lebih jauh lagi ilmu mengenai sifat-sifat Allah dan ciptaan-Nya. Allah menjanjikan
nikmat bagi umat-Nya yang menuntut ilmu, semakin ia belajar semakin cinta ia kepada
agamanya, semakin
tinggi cintanya kepada Allah dan rasul-Nya.
Cinta inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya. Semangat
memahami agama akan meng”hidup” kan hatinya, hati yang “hidup” adalah hati yang
selalu dipenuhi cahaya nikmat Islam dan nikmat iman. Maka berbahagialah orang
yang penuh semangat memahami ilmu agama Islam.
Ketujuh, al-umru al-barokah,
yaitu umur yang barokah.
Umur yang barokah itu artinya umur yang semakin tua semakin
sholeh, yang setiap detiknya diisi dengan amal ibadah. Seseorang yang mengisi hidupnya
untuk kebahagiaan dunia semata, maka hari tuanya akan diisi dengan banyak
bernostalgia (berangan-angan) tentang masa mudanya, iapun cenderung kecewa
dengan ketuaannya (post-power syndrome). Disamping itu pikirannya terfokus pada
bagaimana caranya menikmati sisa hidupnya, maka iapun sibuk berangan-angan
terhadap kenikmatan dunia yang belum ia sempat rasakan, hatinya kecewa bila ia
tidak mampu menikmati kenikmatan yang diangankannya.
Sedangkan orang yang mengisi umurnya dengan banyak mempersiapkan
diri untuk
akhirat (melalui amal ibadah) maka semakin tua semakin rindu ia
untuk bertemu dengan Sang Penciptanya. Hari tuanya diisi dengan bermesraan
dengan Sang Maha Pengasih. Tidak ada rasa takutnya untuk meninggalkan dunia
ini, bahkan ia penuh harap untuk segera merasakan keindahan alam kehidupan
berikutnya seperti yang dijanjikan Allah. Inilah semangat “hidup” orang-orang
yang baroqah umurnya, maka berbahagialah orangorang yang umurnya barokah.
Demikianlah pesan-pesan dari Ibnu Abbas ra. mengenai 7 indikator
kebahagiaan dunia.
Bagaimana caranya agar kita dikaruniakan Allah ke tujuh buah
indikator kebahagiaandunia tersebut? Selain usaha keras kita untuk memperbaiki
diri, maka mohonlah kepadaAllah SWT dengan sesering dan se-khusyu’ mungkin
membaca doa `sapu jagat’ , yaitu doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah
SAW. Dimana baris pertama doa tersebut “Rabbanaa aatina fid dun-yaa
hasanah” (yang artinya “Ya Allah karuniakanlah aku kebahagiaan
dunia “), mempunyai makna bahwa kita sedang meminta kepada Allah ke tujuh
indikator kebahagiaan dunia yang disebutkan Ibnu Abbas ra, yaitu hati yang
selalu syukur, pasangan hidup yang soleh, anak yang soleh, teman-teman atau
lingkungan yang soleh, harta yang halal, semangat untuk memahami ajaran agama,
dan umur yang barokah.
Walaupun kita akui sulit mendapatkan ketujuh hal itu ada di dalam
genggaman kita,
setidak-tidaknya kalau kita mendapat sebagian saja sudah patut
kita syukuri.
Sedangkan mengenai kelanjutan doa sapu jagat tersebut yaitu “wa
fil aakhirati hasanah” (yang artinya “dan juga kebahagiaan
akhirat”), untuk memperolehnya hanyalah dengan rahmat Allah.
Kebahagiaan akhirat itu bukan surga tetapi rahmat Allah, kasih sayang Allah. Surga itu hanyalah sebagian kecil dari
rahmat Allah, kita masuk surga bukan karena amal soleh kita, tetapi karena
rahmat Allah.
Amal soleh yang kita lakukan sepanjang hidup kita (walau setiap
hari puasa dan sholat malam) tidaklah cukup untuk mendapatkan tiket masuk
surga. Amal soleh sesempurna apapun yang kita lakukan seumur hidup kita
tidaklah sebanding dengan nikmat surga yang dijanjikan Allah.
Kata Nabi SAW, “Amal soleh yang kalian lakukan tidak bisa
memasukkan kalian ke surga”. Lalu para sahabat bertanya: “Bagaimana dengan Engkau ya
Rasulullah ?”. Jawab Rasulullah SAW : “Amal soleh saya pun juga tidak cukup”.
Lalu para sahabat kembali bertanya : “Kalau begitu dengan apa kita masuk
surga?”. Nabi SAW kembali menjawab : “Kita dapat masuk surga hanya karena
rahmat dan kebaikan Allah semata”. Jadi
sholat kita, puasa kita, taqarub kita kepada Allah sebenarnya bukan untuk surga
tetapi untuk mendapatkan rahmat Allah. Dengan rahmat Allah itulah kita
mendapatkan surga Allah (Insya Allah, Amiin).
Langganan:
Postingan (Atom)