Minggu, 15 November 2015

Benarkah kita kader dakwah ?


Kader dakwah itu memiliki kepahaman yang utuh, paham akan falsapah dasar perjuangan, paham akan nilai-nilai yang diperjuangkan, paham akan cita-cita yang hendak dicapai, paham jalan yang harus dilaului.

Kader dakwah memiliki pemahaman yang konferenship, paham akan tahap-tahap untuk merealisasikan tujuan paham akan konsekuensi setiap tahapan, paham akan logika tentang yang menyertai setiap tahapan, paham bahwa di setiap tahapan dakwah memiliki tingkat resiko yang berlainan. Kepahaman kader dakwah terus berkembang.

Benarkah kita kader dakwah ?

Kader dakwah itu memiliki keikhlasan yang tinggi, ikhlas artinya bekerja hanya untuk Allah semata, bukan untuk kesenangan diri sendiri. Sangat banyak godaan di sepanjang perjalanan dakwah. Baik berupa harta, kekuasaan dan godaan syahwat terhadap pasangan jenis.

Hanya keikhlasan yang membuat para kader bisa bersikap dengan tepat mengahdapi segala bentuk godaan dan dinamika dakwah. Sangat banyak peristiwa di sepanjang perjalan dakwah yang menggoda para kader untuk meninggalkan jalan perjuangan. Ikhlas adalah penjaga keberlanjutanan dakwah.

Benarkah kita kader dakwah ?

Kader dakwah itu memiliki amalan yang berkesinambungan. Amalan dalam dakwah bukanlah jenis amal yang setengah-setengah, buaka jenis amalan sporadis dan tanpa perencanaan. Sejak dari perbaikan diri dan keluarga hingga upaya perbaikkan masyarakat bangsa negara bahkan dunia.

Amal dalam dakwah memiliki tahapan yang jelas, memiliki tujuan yang asti, memeiliki orientasi yang hakiki, kader  dakwah tidak hanya beramal disatu marhalah dan meninggalkan marhalah yang lainnya,  kader dakawah selalu mengikuti mihwar dalam dakwah,karena itulah amal yang harus dilalui untuk meretas peradaban.

Benarkah kita kader dakwah ?

Kader dakwah itu memiliki etos jihad yang abadi. Jihad daam bentuk kesungguhan, keseriusan, dan kedesiplinan dalam menggapai visi dakwah yang hakiki, kesungguhan membela hak-hak umat, kesungguhan mendidik masyarakat, keseriusan mengusahakan kesejahteraan masyarakat, kedisiplinan mebersamai dan menyelesaikan persoalan kehidupan yang semakin kompleks.

Kader dakwah harus memberikkan kesungguhan dalam menajalankan semua agenda dakwah, hingga menhasilkan produktivitas yang paripurana, dilahan apapun mereka bekerja. Itulah makna jihad dalam konteks perjalanan aktivitas dakwah

Benarkah kita kader dakwah ?

Kader dakwah itu memiliki pengorbanan yang tak terhingga nilainya. Dakwah tidak mungkin akan bisa dijalankan  tanpa pengorbanan. Sejak dari pengorbanan harta waktu, tenaga, pikiran, fasilitas, hingga pengorabanan jiwa. Rasa lelah, rasa jenuh. Rasa letih selalu mendera jiwa raga, kesenangan diri telah dikorbankan demi tetap berjalannya roda dakwah.

Aktivitas dijalani sejak berpagi-pagi hingga malam hari. Kadang harus bermalam hingga beberapa lamanya, kadang harus berjalan pada jarak yang tak terukur jauhnya, kadang harus memberikkan kontribusi harta  pada kondisi yang belum mapan dari segi ekonomi. Pengorbanan tanpa jeda, itulah ciri kader dakwah yang setia.

Benarkah kita kader dakwah ?

Kader dakwah itu memiliki ketaatan kepada prinsip, keputusan organisasi, dan kepada pemimin. Prinsip-prinsip dalam dakwah harus dilaksanakan dengan penuh ketaatan. Taat kepada pondasi  manhaj adalah bagian penting yang akan mengahantarkan dakwah pada tujuan nya yang mulia.

Taat kepada keputusan organisasi merupakan syarat agar kegiatan dakwah selalu terbingkai dalam sistem amal jama’i. Taat kepada pemimpin merupakan tuntunan agar pergerakkan dakwah berjalan secara efektif pada upaya penacapaina tujuan. Ketaaantan bukan hal-hala yang pendapat pribadi,  namun tetap taat terhadap keputusan wlaupun bertentangan dengan pendapat sendiri.

Benarkah kita kader dakwah ?

Kader dakwah itu memiliki keteguhan tiada henti. Kader dakwah harus selalu tegar di jalan dakwah, karena perjalanan  amatlah panjang dengan berbagai gangguan dan tantangan yang menyertainya. Teramat banyak aktivis dakwah semasa, dimana mereka memiliki semangat yang menyala pada suatu  ketika,  namaun padam seiring berjalannya usia.

Ada yang tahan tatkala mendapat ujian kekurangan harta, namun gugur saat berada dalam keberlimpahan harta dunia. Ada yang tegar saat dakwah dilakukan dijalanan, namun tidak tahan saat berada dipucuk kekuasaan. Kader dakwah harus berada di pucuk kemampuan untuk selalu bertahan.

Benarkah kita kader dakwah ?

Kader dakwah itu memilik kemurnian dan kebersihan dalam orientasi aktivitasnya. Sangat banyak faktor yang mengotroi kebersihan orientasi dakwah. Ada kekotoran cara mencapai tujuan, ada kekotoran dalam usaha mendapatkan harta. Ada kekotoran dalam langkah menggapai kemenangan.

Kader dakwah harus selalu menjaga kemurnian orientasinya, tidak berrpaling dari kebenaran, tidak beranjak dalam kekotoran karena dakwah memilik visi yang berisih, sehingga harus dicapai dengan langkah dan usaha yang bersih pula.

Benarkah kita kader dakwah ?

Kader dakwah itu memiliki solidaritas, persaudaraan dan kebersamaan yang tinggi. Ukhuwah adalah sebuah tuntutan dlam menjalankan agenda dakwah. Semakin besar tantangan dihadapi dalam perjalanan dakwah, harus semakin kuat pula ikatan ukhuwah di antara palakunya. Kader dakwah saling mencintai satu dengan yang lainnya, saling mendukung, saling menguatkan, saling meringankan beban, saling membantu keperluan saling berbagi dan mencukupi. Kader dakwah tidak mengobarkan dendam, iri dan benci. Kader dakwah selalu membawa cinta, dan menyuburkan dakwah dengan sentuhan cinta.

Benarkah kita kader dakwah ?

Kader dakwah itu memiliki tingkat  kepercayaan yang tak tertandingi. Berjalan pada rentang waktu yang sangat panjang, dengan tantangan yang semakin kuat menghadang, menghajatkan tingkat kepercayaan prima antara satu dengan yang lainnya.

Berabagai isu, bebrbagia fitnah, berbagai tuduhan tak akan menggoyahkan keperycayaan kader dakwah kepada para para pemimpin dan sesama kader dakwah. Berbagai caci maki, berbagai lontaran benci, berbagai pelampiasan kesumat, tak akan mengkerdilkan kepercayaan kader  terhadap langkah dakwah yang telah dijlaninya.

Jadi, benarkah kita kader dakwah ?

Jawabnya ada pada antum/antumna sendiri..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar